Pendahuluan
Agama ini di angkat dari nama seseorang yang hidup sekitar abad ke 6 S.M. berasal dari suku Media yang melarikan diri ke daerah Charasmia atau Qarazm untuk menghindarkan diri dari pembunuhan-pembunuhan akibat pertentangan yang terjadi antar agama, ia adalah Zarathustra atau Zeroaster,
ia adalah seorang yang hartawan, serta memiliki cukup ilmu pengetahuan dan keberanian yang tinggi untuk melakukan reformasi atau pembaharuan terhadap ajaran-ajran agama tradisional Persia yang berfaham Pholytheis kearah faham Monotheis yang kaya akan nilai-nilai moral dan susila yang tinggi bagi bangsany [1]. ketika usianya sekitar 30 tahun. ia merasa menerima ilham dari Dewa Ahuramazda atau Hormuzd di bukit Sabalan, Ilham ini ia terima selama kurang lebih 10 tahun hingga usianya genap 40 tahun, kemudian ia menda’wahkan apa yang telah diilhamkan kepadanya dari Hormudz.
Sejarah Singkat agama Zeroaster
Agama ini awalnya tumbuh di wilayah Azarbaijan sebelah Utara Iran, karna medapat tantangan hebat di kota tersebut ia pergi ke Balkh, ibukota dari wilayah Baktria, Asia Tengah, raja dan keluarga istana memeluk agama yang diajarkannya serta menjadikannya sebagai agama resmi di wilayah Baktria. raja tersebut adalah raja Vishtasva yang dikenal dalam kalangan Barat dengan King Hystaspes, yang berasal dari keluarga Hakkam. Cucu raja ini yaitu Cyrus the Great (559-529 SM) telah berhasil menaklukan kerajaan-kerajaan kecil diseluruh wilayah Iran serta membangun sebuah Imperium Persi yang dikenal dengan Dinasti Hakkam (600-331 SM), dunia barat mengenal imperium tersebut dengan Dinasti Achaemenids, setelah itu ibukota dipindahkan dari Balkh ke kota Sussa sebelah timur sungai Tigris, lalu kemudian ke Persepolis [2].
Raja-raja dari dinasti Hakkam tersebut adalah penganut kental agama Zarathusthra atau Zeroaster yang berlangsung hingga masa kepemimpinan raja Dairus III (336 -331 SM), pada masa inilah Imperium Persi dilumpuhkan oleh Alexander The Great (356-323 SM). Adapun raja-raja persi sejak kekuasan dan pertumbuhannya hingga masa kejatuhannya di bagi kepada beberapa tahap :
1. Fase pertama yaitu 600 hingga 550 SM ,masa pertumbuhan kekuasaan dan perkembangan agama Zarathusthra terdiri dari raja Hystapes, Cyrus I, Cambyess.
2. 550 - 486 SM, masa perluasan wilayah kekuasaan dan pengaruh agama Zarathustra yang terdiri dari : Cyirus II yang digelari the Great (550-530), Cambyess II (530-521), Raja Dairus I (521 – 486). pada masa inilah terjadi peperangan yang terus – menerus dengan dengan penguasa-penguasa semenanjung Grik sekaligus raja Pharao dari tanah Mesir .
3. 486 – 331 SM, masa sengketa yang tak berkesudahan dengan kaum Grik terdiri dari Raja Xerxes I (486-465), Artaxerxes I (465-424), xerxes II (424 SM), Dairus II (424-404), Artaxexes II (404-358), Artaxexes III (358-338), Raja Arses (338-336), dan yang terakhir adalah Raja Dairus III (336-331 SM), pada masa terakhir inilah Alexander The Great manguasai wilayah Asia kecil seperti Syiria, Palestina dan Mesir, serta seluruh wilayah belahan timur sampai Asia Tengah dan anak benua India [3].
Dalam perkembangan selanjutnya ketika Persi telah dikuasai oleh orang-orang Grik, masa kekuasaan Alexander berlangsung, Hellenisasi sangatlah ditekankan, pemaksaan kebudayaan Grik, Mithologi Grik, serta filsafat Grik di negara Iran selama kurang lebih lima abad lamanya, memungkinkan adanya perpaduan baik dari bahasa maupun kebudayaan dan pemikIran bahkan juga kepercayaan keagamaan, yang menyebabkan bahasa Iran tua lenyap dari pergaulan sehari-hari berganti dengan bahasa Pahlevi tua, yaitu perpaduan bahasa Grik dengan Bahasa Iran. sementara itu Mitologi Grik yang memuja Dewa Zeus yang melambangkan Dewa matahari serta pemujaan terhadap Dewa-Dewa lainnya banyak mempengaruhi kondisi keagamaan yang ada di Persi, bahkan diserap oleh masyarakat Iran ketika itu sehingga agama Zarathusthra yang asli semula menganut faham Monisme bergantikan dengan aliran-aliran baru sebagai hasil dari produk perpaduan dengan kepercaaan lain yang berdomisili di Negara tersebut (Iran) aliran tersebut contohnya seperti Mazdaism, Mithraism, Manichaenism, aliran yang kelak berlangsung terus kurang lebih berabad-abad lamannya, diantara aliran yang paling berpengaruh adalah aliran Mazdaism yang kelak di kenal dengan agama Majusi, kaumnya dipanggil dengan kaum majus, aliran ini semacam madjhab dalam ajaran Zeroaster akan tetapi telah mengalami banyak pergeseran dari ajaran-ajaran awalnya karna dipengaruhi oleh kegiatan keagamaan yang dibawa oleh kaum Grik sehingga ajaran aslinya menjadi samar bahkan berubah.
Ketika tahun 641 M yaitu pada masa pemerintahan Koshru Yezdergid III (634-641 M) atau Yazdargid (dalam sejarah islam versi arab) kekuasaan Sassanids atau Sasania (dalam sejarah islam persi arab) ditumbangkan oleh kekuasaan Islam yakni tepatnya pada masa pemerintahan Umar Ibnu Khattab (634-644 M), membuat agama Zeroaster menyingkir dari kancah sejarah Iran beserta aliran-alirannya. aliran-aliran tadi merupakan perkembangan terakhir dari agama tesebut, hingga kemudian lenyap dari tanah Iran setelah dua belas abad lamanya bercengger di dalamnya [4].Perjalanan selanjutnya kaum Zeroaster berisolasi di India orang India menyebut mereka dengan sebutan jemaat parsis atau persee. kurang lebih sekitar abad ke 9 M kelompok kecil pengikut Zeroaster ini terlihat menetap dikota bombay, jemaatnya Dewasa ini berjumlah kurang dari 200.000 orang saja [5].
Pengikut Zaratusthra
Dalam hal ini penyebaran agama zeroaster dibagi menjadi dua fase .fase pertama ketika pendirinya tingal di Media, pada priode yang pertama ini Zarathusthra berda’wah selama kurang lebih sekitar 12 tahun di media, ia mendapat tantangan yang hebat dari masyarakat sekitar hampir terjadi pembunuhan atas dirinya hal ini dikarenakan ajaran Zarathusthra dipandang sangat berlawanan terhadap agama yang mereka anut saat itu yang berfaham polytheis, paganisme serta animisme, sedangkan Zarathusthra mencoba untuk mengarahkan agama tersebut ke arah faham Monotheisme yaitu faham keesaan tuhan, maka dapat dikatakan bahwa da’wah Zarathusthra yang pertama ini dianggap gagal, sebab hanya memperoleh pengikut yang sedikit, fase kedua diawali sejak kepindahannya ke Chorasma (Qorazm) ia mendapat pengikut yang banyak. bahkan ketika itu rajanya yang bernama Hestapes (dalam ejaan latin) atau Vitaspa (dalam ejaan palava) beserta mentrinya yang bernama Yassap yang menikahi adik kandungnya Pauron Chista, menjadi pengikut bagi ajaran yang di bawanya. Oleh karna itulah da’wah ajarannya berkembang pesat di Chorazma.
Diantara pengikut-pengikut Zeroaster berkembang legenda bahwa zarathusthra adalah seorang Rasul yang diutus oleh Dewa Ahura Mazda untuk menyebarkan agamanya serta menyelenggarakan api upacara keseluruh kerajaan Persia atas dasar tugas kerasulan, yang kelak dapat dibilang salah satu penyebab timbulnya peperangan antara pengikut-pengikut Zeroaster dengan pengikut agama lain dilain pihak. Perang yang menurut pengikut Zeroaster sebagai perang suci karna merupakan perjuangan melawan keberhalaan, yang menyebabkan meninggalnya sang Rasul Zeroaster tersebut. alkisah setelah berpuluh-puluh tahun kematiannya timbullah beberapa cerita keajaiban diantaranya adalah tentang keajaiban alam ketika Zarathusthra lahir yaitu dunia bergoncang serta orang buta menjadi sembuh orang lumpuh dapat berjalan kembali Iblis dan Syetan terkubur di bawah bumi dan lain sebagainya.
Prihal Tentang Kitab Suci Agama Zeroaster
Zeroaster adalah agama kuno yang ada di Persia, agama ini memiliki dua buah kitab suci, satu dikenal dengan Dasatir yang memiliki dua bagian, yang pertama adalah Khurda Dasatir yang kedua adalah Kalan Dasatir, yang lainnya adalah Zend Avesta yang terdiri juga dari dua bagian, yang pertama Khurda Avesta yang kedua, Kalan Avesta [6], akan tetapi kitab yang sering digunakan adalah kitab Zend Avesta. Avesta berasal dari kata Avestak, yang bermakna bacaan, pengertian lebih lanjut tentang Avesta bermakna pengetahuan. akar kata Avistak serumpun dengan dengan akar kata Vydia. kitab suci Avesta ini terbagi menjadi 21 buah kitab tetapi sekarang hanya tinggal lima buah yaitu : Yasna, Vispered, Vendibad, Yasht dan Korda Avesta.
kitab Yasna berisi tentang nyanyian dan pujaan untuk upacara kebaktian yang terdiri dari 72 fasal yang terbagi menjadi tiga bagian. 1.Bagian Pengatar. 2.Gatha. 3.Apero Yasno. Kitab Visvered berisikan tentang bahasan kodrat-kodrat Ghaib ,beserta himpunan nyanyian permohonan. Kitab Vendidad berisi tentang hukum-hukum keagamaan terdiri atas 22 bab bermula tentang kejadian alam pada bab I ,serta kejadian manusia pertama bernama Yima, pada bab II di susul dengan 20 bab tentang hukum-hukum keagamaan. Kitab Yasht, berisi tentang kumpulan nyanyian–nyanyian keagamaan terhadap para Izad, yakni kodrat-kodrat Ghaib yang termulia. Kitab Khorda Avesta, berisikan kumpulan nyanyian agamawi yang berbentuk singkat yang digunakan dalam kebaktian sehari–hari [7].
Ajaran-Ajaran Agama Zeroaster
Jika ditinjau dari sejarah hidup sang pendirinya, menurut para ahli, Zarathusthra adalah seorang Mujaddid atau pembaharu terhadap agama tradisional yang berkembang ditengah masyarakat Iran ketika itu, ia adalah seorang putra Iran yang terlahir serta diasuh dalam lingkungan tradisi agama lama. Akan tetapi ada beberapa hal yang membuatnya tak puas terhadap praktek pemimpin keagamaan yang menyelewengkan keyakinan agama kearah keberhalaan yang menyesatkan, jiwa masyarakatnya yang mendorongnya untuk bangkit dan berjuang untuk memperbaharui keyakinan tersebut. beberapa ahli memandang bahwa agama Iran kuno memiliki persamaan dengan agama Vedda di India hal itu dibukikan dalam beberapa hal sebagai berikut : mengenal pemujaan terhadap Dewa Mithra yaitu Dewa matahari serta Dewa Varuna, Dewa Laut serta Hauma, Dewa Saom atau tumbuh-tumbuhan, kedua mengenal adanya kasta yaitu kasta kepala Negara dan pendeta kedua kasta Militer ketiga kasta petani atau penggarap tanah, masing-masing kasta ini memiliki Dewanya sendiri-sendiri, dengan demikian agama Iran dahulu memiliki banyak Dewa yaitu pholytheis serta penyembah berhala, Zarathustra datang untuk memperbaharui serta memperbaiki system kepercayaan serta penyembahan terhadap Dewa-Dewa yang rumit kepada system kepercayaan dan penyembahan yang mudah serta praktis bagi masyarakat [8]. dalam ajaran Zeroaster, Zarathusthra hanya mengakui satu Dewa yaitu Dewa Asura atau Dewa alam kemudian Dewa Asura tersebut disebut Dewa Ahura Mazda oleh Zarathusthra .
Agama ini adalah agama yang Monotheis yaitu agama yang hanya memiliki satu tuhan, akan tetapi agama ini masih dipengaruhi oleh ajaran agama alamiah persia yang cenderung pantheis dan berfaham Magisme yaitu kesatuan Dewa dengan alam yang menjelma kedalam pribadi Dewa tertinggi atau saat ini dapat dikatakan dengan Panteisme. Zaruthusthra berhasil mengangkat Dewa Ahura Mazda sebagai Dewa tertinggi diantara para dewa yang ada dalam agama Persia kuno. Zarathusthra juga membenarkan adanya makhluk-makhluk suci (dalam pengertian islam dapat dikatakan sebagai Malaikat) yang bersifat pengasih dan penegak kesusilaan makhluk, yang membantu perjuangannya akan tetapi, kepercayaan terhadap makhluk suci tersebut lambat laun berubah setelah kematian Zarathusthra, bergeser menjadi konsep kedewaan yang dihubungkan dengan konsep penciptaan alam yang terdiri dari 6 tingkat penciptaan benda-benda alam yaitu :
1. Asha Vahista, Dewa tata tertib dan kebenaran yang digambarkan sebagai Dewa yang menguasai api.
2. Vohu Manah, Dewa hati nurani yang baik digambarkan sebagai sapi jantan.
3. Keshatra Vairya, Dewa mencintai dan menguasai logam-logam.
4. Spenta Armaity, Dewa kebaktian yang maha pengasih yang menguasai bumi dan tanah.
5. Haurvatat dan Amertat, Dewa kebulatan dan kekekalan yang menguasai air dan tumbuh-tumbuhan [9].
Ajaran lain yang terdapat dalam ajaran Zeroaster adalah ajaran yang didasarkan atas prinsip Kontradiksionisme (faham mempertentangkan) yaitu faham yang mempertentangkan antara dua kekuatan alamiah yang terus berlangsung hingga ada salah satu yang terkalahkan. yang menjadi muasal bagi kekuatan itu bermula adalah terciptanya dua jenis roh yang berlawanan kekuatan, keduanya adalah putra dari Ahura Mazda ia adalah Anggra Mainyu (Ahriman) dan Spenta Mainyu, Anggra Mainyu berpihak kepada kerusakan, kejahatan, kedzaliman serta keberhalaan sedangkan roh Spenta Mainyu memihak kepada kebaikan sesuai dengan kehendak ayahnya. hingga akhirnya Ahura Mazda turun tangan dan berhasil mengalahkan roh kejahatan maka yang kekal hanya kebaikan saja, sedangkan kejahatan akan binasa dengan demikian ajaran agama Zeroaster berfaham dualisme yaitu adanya dua kekuatan yang saling bertentangan yang saling mengalahkan satu sama lainnya, yang pada akhirnya dimenangkan oleh salah satunya yaitu Dewa kebaikan seperti yang dikatakan dalam ajaran Zeroaster [10].yang unik disini faham dualisme agama ini padahal sebelumnya berfaham monisme.
Sepeninggalan Zarathusthra terjadi banyak penyimpangan dalam rutinitas keagamaan, diantaranya adalah api dijadikan sebagai lambang kebenaran dan ketertiban serta simbol semangat dan kesetiaan di kalangan pengikutnya, padahal api pada masa Ahura Mazda hanyalah suatu alat yang digunakan untuk mengadakan upacara. akan tetapi api tersebut berubah pengertiannya sepeninggalan Zeroaster dari alat menjadi kekuatan suci pengganti Ahura Mazda yang dipuja para pengikutnya, api itulah yang dikatakan dengan api suci yang tak pernah padam. akan tetapi dikisahkan dalam islam khususnya dalam kitab ratib yang dibaca ketika maulid nabi, bahwa api tersebut konon pernah sekali padam ketika kelahiran seoarang Sosok Pembawa Islam yakni Muhammad. redupnya api ini dikisahkan pada Nubuat ke lima (Lihat Ramalan Tentang Muhammad SAW, Mizan-Bandung, Hal 14-15) Zoroaster Berkata kepada api : “semoga kau terbakar didalam rumah ini, semoga kau pernah terbakar didalam rumah ini, semoga kau terbakar terang didalam rumah ini, semoga kau berkembang didalam rumah ini, bahkan dalam waktu yang sangat lama, sampai masa pemulihan dunai, sampai masa pemulihan dunia yang efektif dan baik ” ayat ini menjelaskan bahwa api akan berhenti menjilat ketika restorasi dunia ini mulai terjadi, Nabi Zoroaster telah mengmbil janji dari para pengikutnya untuk menyalakan api di dalam rumah tuhan sebagai sebuah symbol adanya cahaya langit dan mereka harus menjaga nyala api tersebut sampai nabi yang akan merestorasi dunia ini secara penuh datang dan dunia akan menjadi saksi bahwa ketika sang nabi yang terpilih lahir kedunia ini api diberbagai kuil akan padam. hal ini berhubungan dengan pada kata ”Astvat-Ereta” yang artinya yang terpuji atau Muhammad dalam bahasa Arab. ketika islam menguasaai Persia pada tahun 636-637 M maka lumpuhlah agama Zeroaster, karna ternyata agama islam lebih menarik bagi penduduk Persia, segolongan yang tetap mempertahankan agamanya melarikan diri ke India dan menetap di daerah Bombay, orang India menyebut mereka persee.
Tentang Penciptaan Alam
Dalam ajaran agama Zeroaster diajarkan bahwa kekuatan moral dapat menguasai alam semesta ini, persaingan antara baik dan buruk seperti terjadinya siang dan malam dipandang sebagai keseluruhan sejarah alam semesta ini. menurut ajaran agama ini alam sudah berusia kurang lebih 6000 tahun dan masih akan berusia 6000 tahun lagi atau usia alam ini 12000 tahun lamanya sesudah itu barulah kiamat terjadi, masa 12000 tahun ini dibagi menjadi beberapa priode :
1.priode 3000 Tahun pertama : Masa Ahura Mazda menciptakan alam ini dan Anggra Mainyu membuat alam serupa untuk menandingi apa yang diciptakan oleh Ahura Mazda .
2.priode 3000 tahun kedua : yaitu Masa dimana Ahura Mazda dan Anggra Mainyu saling mengalahkan dalam alam material yang ternyata sama kuatnya yang menyebabkan terjadinya siang dan malam, gelap dan terang.
3.priode 3000 Tahun ketiga : Zarathustra menerima Wahyu dan menyebarkannya kepada umat.
4.priode 3000 tahun keempat : pada masa ini akan datang setiap seribu tahun seorang Mesiah atau Imam yang disebut Shaoshayant yang memelihara dan memerintah bumi [11].
Masing-masing Shaoshayant adalah keturunan dari Zarathustra sedangkan Shaoshayant terakhir selain mememimpin manusia juga bertugas untuk melawan dan menghancurkan Ahriman beserta pengikut-pengikutnya, setelah itu barulah ada perdamaian yang abadi di alam materil. pengertian tentang imam ini bukan hanya ada dalam ajaran agama Zeroaster saja tetapi juga ada dalam ajaran agama Budha yaitu mengharapkan turunnya Budha sebagai karunia dari Adhi Budha, Budha tersebut di namakan manusia Budha sedang Adhi Budha adalah Dewa pertama di surga, begitu juga seperti halnya dalam Islam khususnya kaum Syiah yang mengharapkan turunnya Imam Mahdi pada akhir Zaman. Tentang Soeshyant ini tuhan menyapa Zaratustra dalam Zend Avesta dengan cara berikut “yang paling perkasa diantara umat muslim, wahai Zarathustra, adalah mereka yang memegang teguh hukum kono, atau mereka-mereka yang soeshyant (belum dilahirkan) yang akan memulihkan dunia”. tentang yang akan memulihkan dunia disebutkan lagi secara lebih eksplisit, ”namanya yang akan berarti, yang menang atau soeshyant dan namanya yang akan berarti Astvat-Ereta atau yang terpuji. Dia akan menjadi sang penolong karna ia akan bermanfaat bagi seluruh dunia, dia akan menjadi Astvat-Ereta (dia yang membantu umat bangkit, dia yang terpuji) karna sebagai makhluk ia akan berdiri membawa kehancuran yang akan dilancarkan bagi mereka yang menyembah berhala dan kelompoknya, serta kesalahan orang-orang mazdaynias (majusi) “ [12]
Kepercayaan setelah Kematian
Dalam ajaran agama Zeroaster juga diajarkan tentang eskatologi (hidup sesudah mati), Zarathhusthra mengajarkan kepada para pengikutnya untuk mempercayai bahwa manusia setelah mati akan meneruskan kehidupannya di alam lain, ajaran ini bertitik tolak dari kekekalan roh manusia yang akan meneruskan hidupnya di alam rohani, dengan amal perbuatan selama didunia sebagai bekal hidup, roh juga akan mempertanggung jawabkan tentang amal perbuatan yang telah dilakukan jasadnya selama di dunia. setiap roh manusia akan melintasi Cinvat yaitu jembatan yang terbentang menuju surga maka setelah itu roh akan hidup bahagia penuh dengan rahmat Ahura Mazda, dibawah jembatan tersebut adalah api yang menyala-nyala, bagi siapa yang amal jahatnya lebih banyak dari pada amal baiknya ia akan terjatuh kedalam api tersebut dan kemudian mendapatkan siksaan didalamnya.
Karna dalam ajaran agama ini roh lebih di kedepankan maka tubuh mayat orang yang telah mati disia-siakan bahkan tak boleh disentuh karna dianggap Najis, agar mayat tidak mengotori tanah, api, dan air maka mayat tersebut harus dibuang ketempat khusus yang disebut Dachana unntuk makanan burung dan binatang buas. setiap upacara kematian dipimpin oleh pendeta dan diselenggarahkan didalam kuil Bachram yaitu kuil terbesar bagi pengikut Zarathusthra dengan apinya yang terus menyala selama-lamanya perlu di catat bahwa ajaran tentang membuang mayat ini ada setelah timbul banyak aliran tentang ajaran Zeroaster seperti Mazdanias atau majusi yaitu ajaran menyembah api, padahal pada masa Zarathustra api hanya dijadikan symbol untuk penyembahan. agar pengikutnya mengikuti ajaran-ajarannya maka didengungkan semboyan-semboyan, diantarnya :
“Lakukanlah perbuatan baik dan tinggalkanlah perbuatan jahat, saya memuji dengan suara keras akan pikiran yang benar-benar di pikirkan akan perbuatan yang benar-benar dikerjarkan, akan kata-kata yang benar-benar di ucapkan “ [13]
Semboyan-semboyan ini mengandung arti yang menekankan kepada perbuatan susila yang sangat dicintai oleh Ahura Mazda.
Daftar Pustaka
Arifin, HM. M. Ed. Menguak Misteri Ajaran-Ajaran Agama Besar (Golden Trayon Press –Jakarta 2002)
Dawud, Abdul Ahad dan Abdul Haq Vidyarthi., Ramalan tentang Muhammad SAW ,dalam Kitab Suci Agama Zeroaster, Hindu, Budha dan Kristen., ( Mizan-Bandung )., Cet ,I - February 2008.
Sou’yb, joesoef., Agama-Agama Besar di Dunia ( Pustaka Al-Husna – Jakarta Pusat )., Cet : I, 1983 .
________________________________________
[1] Lihat ,Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar .Prof .HM.Arifin M.Ed .(Golden Trayon Press ,Jakarta 2002 ) .Hal : 18
[2] Lihat .,Agama-Agama Besar di Dunia .,Joesuf Sou’yub (Pustaka Al Husna – Jakarta Pusat) .,Hal :220
[3] Ibid .,Hal : 221-222
[4] Ibid.,Hal : 220
[5] Ibid .,Hal : 264
[6] Lihat. Ramalan Tentang Muhammad SAW Dalam Kitab Suci Agama Zeroaster,Hindu,Budha dan Kristen ., ( Mizan Media Utama,Bandung ) .,Cet.I – February – 2008., Hal : 1
[7] Lihat., Agama-Agama Besar di Dunia .,Joesuf Sou’yub (Pustaka Al Husna – Jakarta Pusat) .,hal : 226
[8] LIhat. Menguak Misteri Ajaran – Ajaran Agama Besar., Arifin .M.Ed., hal : 19 – 20
[9] Ibid .
[10] Ibid ., Hal : 21
[11] LIhat .,Menguak Misteri Ajaran – Ajaran Agama Besar ., Arifin .M.Ed.,hal : 22
[12] Lihat., Ramalan Tentang Muhammad SAW Dalam Kitab Suci Agama Zeroaster, Hindu, Budha dan Kristen ., ( Mizan Media Utama,Bandung )., Cet.I – February – 2008., Hal : 13 .
[13] Ibid .,Hal : 23
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar